Friday 26 April 2013

Uje Meninggal Dunia dengan Khsunul Khotimah

Keluarga, kerabat, sahabat, serta seluruh rekan dari ustaz Jefri Al Buchori mengaku sangat terpukul telah kehilangan sosok terbaik dan terdekatnya. Sejumlah sahabat dan keluarga bahkan menyebut kepergian almarhum Uje dalam keadaan khusnul khotimah.



Keponakan dari istri almarhum Uje meyakini bahwa juru dakwah itu meninggal dunia dalam keadaan yang paling sempurna. ''Khusnul khotimah, saya yakin itu,'' ujar Kang Usep kepada wartawan saat ditemui kediaman almarhum Uje, Jumat (26/4).
Kang Usep mengatakan khusnul khotimahnya almarhum Uje karena ustaz gaul itu sudah meminta maaf kepada seluruh anggota keluarga terdekat sebelum kepergiannya dan meninggalnya pun tak merepotkan orang lain.
''Seperti ada isyarat pada Rabu (24/4) malam maupun Kamis (25/4), beliau (almarhum Uje) sempat mengirim pesan maaf lewat BBM (BlackBerry Messenger),'' ujar Kang Usep.
Usep pun turut meyakini sang Maha Pencipta pasti akan mengampuni seluruh dosa dan kesalahan almarhum Uje semasa hidupnya.
Keyakinan almarhum Uje meninggal dalam keadaan khusnul khotimah juga dirasakan sahabat dekat ustaz Uje, Muchtar Fatawi. Muchtar tak menyangka sahabatnya pergi begitu cepat dan tepat di hari baik, Jumat. ''Insya Allah. Dosa-dosa (almarhum) beliau diampuni Allah,'' katanya.
Selaku perwakilan keluarga besar almarhum Uje, Kang Usep pun meminta maaf kepada semua pihak yang mengenal sosok ustaz yang terkenal pandai bergaul itu. ''Saya minta maaf. Baik lisan maupun perilaku, pasti yang namanya manusia ada kekhilafan,'' ujarnya.

Adik kandung Ustadz Jeffry Al Buchori, Fajar Sidik, mengungkapkan sejumlah tanda kurang baik sebelum kakaknya meninggal dunia.
Menurut Sidik, firasat pertama terlihat saat Uje menyampaikan informasi lewat pesan broadcast Blackberry Messenger (bbm) pada beberapa hari lalu. Saat itu, menginformasikan dirinya sudah tidak lagi menggunakan BB. "Semuanya di-broadcast, di bilang kalau BB ini tidak saya gunakan lagi, mohon maaf lahir batin, wassalamualaikum," ungkap Sidik usai pemakaman Uje di TPU Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013).
Tak lama kemudian, lanjut Sidik, telepon seluler BB Uje tercebur di kolam renang. "Dan khatamlah BB itu. Ditanya kenapa tak pakai bb lagi, katanya error trus. Lalu dikasih BB lagi sama teman ustad, sama nomor hp-nya juga. Tapi, anehnya, waktu di-invite enggak bisa. Waktu saya miscall enggak bisa, tapi dia bisa telepon saya. Yah, saya langsung simpan nomor itu dan bagikan ke teman-teman," ujarnya.
Firasat janggal kedua yang dialami Sidik, yakni waktu merasakan dinginnya tangan Uje. Sidik menceritakan, Uje memang kerap sakit bila kondisi fisiknya keletihan.
Untuk sakit terakhirnya, Sidik mengaku sudah berkali-kali mengajak kakaknya itu untuk berobat. Namun, tak terlalu digubris oleh Uje. "Ketika disini saya sempat berdebat, terus bilang ke umi (ibunda). Dia diajak berobat enggak mau, kasian dong jamaah," ujarnya.
Sidik mengajak Uje berobat karena tahu kakaknya itu harus fit menghadapi tablik akbar di Hongkong pada akhir pekan ini. "Kata beliau, 'sudalah Ki, yang sakit kan gw, enggak usah ikut campur urusan gw dah. Saya jawab, 'Oh ya sudah kalau itu maunya'." tutur Sidik.
Sidik mengaku kaget saat Uje mendatanginya pada dua hari lalu sebelum meninggal dunia. "Saya kaget pas lagi tidur, jidat saya dipegang sama dia. Katanya, kirain tidur. Saya pas dipegang tangannya dingin banget, bukan dingin AC. Uje bilang begini, 'Jangan salahkan Iba, jangan salahkan Opik, karena saya suka marah sama mereka, marahnya Uje (selaku) bos mereka, Allah kasih rezeki ke mereka lewat Uje, tapi saya suka cerewet," tuturnya.
Firasat terakhir, saat Uje memberikan uang Rp 500 ribu dari dompetnya ke putra dan putri Sidik. "Uje kasih uang ke anak saya. Katanya, 'Ni om Pi (Jefri) punya uang, kamu bagi ya. Doakan om Pi yah biar masuk surga," ungkapnya.

Foto-foto


  • Motor yang digunakan Uje saat kecelakaan